Kamis, 17 April 2014

Jokowi Batal Berikan Kuliah Umum di Aula Timur ITB



 
Meja absensi KU-4078 Studium Generale di Aula Timur ITB

ITB, Bandung – Aula Timur Kampus ITB Ganesha dipenuhi oleh mahasiswa yang ingin mengikuti Studium Generale (Kuliah Umum) dari Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, pada Kamis (17/04/14) siang. Tokoh yang akrab disapa Jokowi ini baru saja menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, mengenai kerja sama pihak pemerintah DKI Jakarta dengan ITB untuk membangun tata kota dan pariwisata yang lebih baik ke depannya. Para peserta kuliah umum harus menunggu sampai pukul 13.40 hingga akhirnya Jokowi yang didampingi Prof. Akhmaloka memasuki ruangan dan langsung berdiri di atas podium. 

Sebelum memasuki ruangan, rombongan Jokowi dan Prof. Akhmaloka sempat dihadang oleh massa kampus yang melakukan aksi penolakan terhadap politisasi kampus. Massa kampus ingin menunjukkan sikap netral dan tidak ingin ada unsur-unsur politik yang dibawa ke dalam ranah akademik ITB. Mobil Jokowi akhirnya harus memasuki kampus bukan dari gerbang utama, melainkan dari arah rumah dinas rektor ITB.

Prof. Akhmaloka menyapa hadirin pertama kali dengan salam. “Kita baru saja, tadi, menandatangani MoU dan akhirnya apa? Beliau (Jokowi-red) mungkin akan menyampaikan sepatah dua patah kata saja,” ucapnya, “Adik-adik (peserta kuliah umum-red) sudah pada datang kesini jadi baik untuk say something. Kita profesional disini ya. Sebetulnya mau membicarakan pembangunan Jakarta tetapi ya mungkin kepala kita bisa beda, pandangan kita bisa beda. Jadi, saya kira saya persilahkan Pak Gubernur say something about Jakarta kepada adik-adik sekalian.”

Lalu, mengenakan kemeja Batik bermotifkan burung Garuda, Jokowi maju ke podium. Jokowi tampak santai dan tetap tenang walaupun di luar Aula Timur beberapa mahasiswa masih menggelar aksi dan meneriakkan “Kampus Netral Harga Mati”.

“Saya disini diundang untuk memberikan kuliah umum tetapi karena ada yang pro, ada yang kontra, saya kira kita memang di negera demokrasi. Yang seneng saya silahkan, yang tidak seneng saya juga silahkan,” tukas Gubernur DKI Jakarta yang juga merupakan mantan walikota Solo ini, “Saya tidak mau membuat polemik di sini. Mohon maaf, saya tidak bisa memberikan kuliah umum hari ini.”

Joko Widodo berbicara di podium hanya lebih kurang lima menit

Para peserta kuliah umum, terutama mahasiswa yang terdaftar di mata kuliah Studium Generale cukup kecewa dengan keputusan Jokowi untuk tidak memberikan kuliah umum. Saat diklarifikasi tentang alasannya hadir hari ini dan membatalkan kehadirannya di kuliah umum tanggal 12 Maret 2014 termasuk undangan-undangan sebelumnya, Jokowi pun berujar kepada tim reporter Ganeca Pos, “Saya kan sudah diundang tiga kali. Ya karna kesibukan saya juga kan.” Sedangkan saat ditanyakan kepada Prof. Akhmaloka, beliau menjawab singkat, “Kemaren itu kan Pak Jokowi dipanggil Bu Mega.”

Sesaat setelah Jokowi dan Prof. Akhmaloka meninggalkan kampus, Mohammad Jeffry Giranza selaku Presiden KM-ITB periode 2014-2015 memberikan klarifikasi kepada hadirin yang berada di dalam Aula Timur. Dengan membawa surat pernyataan “Sikap Keluarga Mahasiswa ITB Terkait Momentum Kedatangan Joko Widodo di Kampus Ganesha”. Isi dari surat pernyataan tersebut telah kami muat sebelumnya di artikel “Jokowi Datang ke ITB: Mahasiswa Tolak Politisasi Kampus”.

“Kami disini atas nama KM-ITB, saya berbicara atas nama mahasiswa ITB, bahwa kami menolak politisasi kampus dan kami tidak memihak kepada pihak manapun,” tegas Jeffry, “Saya tidak mau nanti ataupun besok ada headline di koran ataupun di media massa yang tiba-tiba mengklaim ITB apakah itu mendukung atau menolak terkait kehadiran Bapak Joko Widodo.”

Dimintai komentarnya tentang keputusan Jokowi membatalkan kuliah umum, Jeffry memiliki opini sendiri, “Bagi saya, keputusan yang Beliau ambil itu yang paling tepat.” Menurutnya, saat itu bukanlah momen yang tepat untuk Jokowi hadir secara pribadi setelah mendeklarasikan pribadinya sebagai capres walaupun disini ia hadir sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jeffry pun menutup orasinya dengan memimpin seluruh massa kampus yang hadir untuk mempersembahkan Salam Ganesha: “Bakti kami untukmu Tuhan, bangsa, dan Almamater. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” (MLP)

3 komentar:

  1. Tidak ada permintaan maaf atau apa gitu setelah tamu dan pejabat negara diundang, diteriak-teriakin lalu diusir? .____.

    BalasHapus
  2. ini sudah ada beritanya http://www.pikiran-rakyat.com/node/278228 ...tetep aksi ini gabisa dipandang netral, media pasti punya sudut pandang sendiri mengenai aksi mahasiswa itb...

    saya tdk melihat langsung, tapi sebaiknya aksi dilakukan dgn sopan juga, menilik dari komentar di atas...

    BalasHapus
  3. “Saya tidak mau nanti ataupun besok ada headline di koran ataupun di media massa yang tiba-tiba mengklaim ITB apakah itu mendukung atau menolak terkait kehadiran Bapak Joko Widodo.”-Jefry

    dan hari ini berita yang terjadi adalah mahasiswa ITB menolak terkait kehadiran Bapak Joko Widodo, sayang sekali, sungguh Ter La Lu!

    BalasHapus