Perhitungan suara Pemira KM
ITB yang semula dijadwalkan pada hari Jumat, 28 Maret 2014 terpaksa dibatalkan.
Hal ini dikarenakan ada 18 lembaga yang belum memenuhi ketentuan 1/2n+1 memilih
sebagai syarat dilaksanakannya perhitungan. Hari Minggu, 30 Maret lalu Kongres
KM ITB telah mengambil keputusan untuk memperpanjang masa pemungutan suara
hingga suara yang masuk mencapai 1/2n+1 dari masing-masing lembaga.
Hingga hari Jumat 28 Maret
2014, terhitung baru 6.967 massa KM ITB yang menggunakan hak pilihnya dari
total 14.172 pemilih yang terdaftar di DPT. Hanya 25 lembaga yang lebih dari
setengah massanya telah menentukan Ketua Kabinet dan MWA WM pilihan mereka.
Sementara massa IMA-G, IMG, KMSR, NYMPHAEA, MTM, HMIF, HME, KMKL, HMT, AMISCA,
HMM, HMS, HIMAFI, HIMATIKA, KMSBM, MTI, dan TPB FSRD yang telah memberikan
suaranya belum mencapai 50 persen.
Hal ini menyebabkan
berakhirnya Pemira belum dapat dipastikan waktunya. Pemungutan suara
sendiri telah diundur selama beberapa minggu akibat pencerdasan yang belum
tuntas. Molornya Pemira tentu akan menghambat regenerasi Kabinet dan MWA WM.
Di sisi lain, kebutuhan akan
pergantian MWA WM sendiri sebenarnya cukup mendesak mengingat akan
diselenggarakannya pemilihan rektor yang melibatkan MWA. Nama MWA WM baru harus
segera didaftarkan ke MWA. MWA Wakil Mahasiswa akan menjadi corong suara
mahasiswa dalam memilih pengganti Prof. Akhamaloka.
M. Ibrahim Al-Muwahidan
selaku kepala divisi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemira mengaku kecewa
dengan gagalnya penghitungan suara yang dijadwalkan selesai pada Jumat malam
lalu. "Bahkan seharusnya PPS sudah selesai dilaksanakan sebelum UTS,"
ujarnya. Menurut Ibrahim, Panpel dan Kongres harus berusaha keras ke depannya
apabila masa pemungutan suara dilaksanakan kembali. "Entah dengan bantuan
senator untuk membuka TPS di spot-spot tambahan yang sekiranya sulit untuk
(mencapai) 1/2n+1 atau waktu operasional di TPS yang diperpanjang sehingga bisa
lebih banyak yang nyoblos," gagas mahasiswa STI angkatan 2012 ini.
Ia berharap seluruh massa
kampus bisa ikut andil dalam pemira. Massa kampus telah meminta standar tinggi
dalam keberjalanan Pemira melalui TAP025 Kongres namun dalam pelaksanaannya
memang masih belum sempurna. "Bagaimanapun Panpel butuh partisipasi massa
kampus juga.” (AA)